Tentang Menyusui Anak Dalam Islam

 Tentang Menyusui Anak Dalam Islam



Merupakan kodrat bagi seorang ibu untuk memberikan asi kepada anaknya setelah melahirkan. Di dalam agama Islam, hal tentang menyusui juga dibahas.

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama DUA TAHUN penuh yaitu bagi yang ingin MENYEMPURNAKAN penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al baqarah: 233)


Dengan dasar perintah Allah dalam ayat tersebut maka kami menggenapkan ASI untuk putra kami Salman selama dua tahun, dan dengan dasar itu pula maka kami mulai menyapih di usia dua tahun. Dua tahun yang dimaksud di sini adalah dalam hitungan tahun hijriyah (kalau dihitung dalam kalender masehi dua tahun kurang dua puluh dua hari). Maka saat memasuki usia itulah pembelajaran saya sebagai Ibu kembali diuji dan begitu pula salman,inilah momen pembelajaran yg harus kami lalui.

    Menyusui adalah syari'at begitu pun menyapih adalah syari'at islam.

Adapun jika kita melaksanakan sesuai dengan panduan nash dalam AlQur'an maka kita mendapatkan keutamaan dan pahalanya.
Memang tidak diharamkan menyusui lebih dari dua tahun karena hukum asal semua perkara dunia adalah mubah.


Namun kembali lagi maka jika ingin mendapatkan keutamaannya maka menyapih saat usia tepat dua tahun lebih utama.
Dan pun diperbolehkan kurang dari itu jika terjadi hal yang dhorurot sehingga ibu tidak bisa lanjut menyusui sang anak.


Tentu islam mengajarkan berlemah lembut dan berkasih sayang terhadap anak. Maka memutus masa penyusuan atau penyapihan tentulah tiba tiba-tiba, ada proses sebelum masuk usia dua tahun. Salah satunya dengan dialog iman, atau bisa juga yang ibu-ibu lain pakai istilah sounding dahulu, mengurangi intensitas menyusui sebelum masuk usia dua tahun untuk proses pembiasaan, tidak memakai cara berbohong pada anak. Sehingga yang dilakukan harus dengan cara-cara yang ahsan.

ada riwayat dari seorang tabi’in (murid sahabat) larangan menyusui lebih dari 2 tahun:

"Dari Ibrahim, bahwa Alqamah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menyusui bayinya setelah 2 tahun, maka ia berkata: “Jangan kamu susui ia setelah itu”.

Larangan beliau di sini bukanlah pengharaman akan tetapi menyusui 2 tahun lebih utama karena itulah nash dari AlQur'an.

Namun pendapat saya secara pribadi bahwa menyapih tepat diusia dua tahun adalah salah bentuk pengajaran ketaatan kepada Anak, agar Anak mengenal RabbNya dan mengetahui perintah RabbNya sehingga ia bisa mulai belajar bahwa ketika syari'at turun tugas kita adalah sami'na wa atho'na. Bertemu dan berpisah karena Allah ini adalah salah satu hikmah masa penyusuan dan penyapihan.

Pada proses penyapihan salman. Sebelum masuk usia dua tahun kami sudah mulai sounding kepada salman kalau sebentar lagi dia akan disapih, jadi sekitar dua bulan sebelumnya saya sudah mulai mengurangi intensitas menyusui, agar saat tiba masanya dia tidak mengalami kesulitan. Saya dan suami sepakat tidak memakai cara-cara yg biasa dipakai para orang tua kita zaman dahulu dan sekarang pun masih banyak yang memakai cara tersebut karena dinggap ampuh,contonya seperti memakai pahit - pahitan, atau mengolesi payu dara ibu dengan warna seperti darah dan yang lainnya.

Kenapa semua harus dengan kesepakatan bersama suami?, karena suami adalah qowwam atau bisa dibilang seperti kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan utama dalam rumah tangga, jadi keputusan menyapih pun harus ketok palu dari suami juga.
Maka setalah berunding dengan suami, kami memutuskan memakai metode wwl(weaning with love) plus dialog iman. Jadi memakai dua jurus , yaitu CINTA dan IMAN.

Maksud dari metode WWL adalah tidak melakukan kebohongan, paksaan, dan tipuan ke anak. Nah, kalau dalam wwl anak dibiarkan sampai dia mau melepaskan sendiri masa menyusunya, maka bisa jadi menyapihnya baru berhasil dengan cepat atau lama sampai masuk usia 3 tahun tidak mengapa tergantung keinginan anak. Maka disini kami mengkombinasikan antara wwl dengan sentuhan dialog keimanan.

Bedanya adalah dalam memaknai kata cinta"love", jika kebanyakan wwl cinta yang dimaksud adalah membiarkan anak menyusu sesukanya, itu bukan cinta, tapi pemanjaan namanya. Tapi dalam metode dialog keimanan ini, cinta dimaknai dengan berbeda, penyapihan menjadi momen pertama untuk mendialogkan tentang keimanan.


Dialog disini tidak harus selalu kata atau kalimat, tapi tindakan kita adalah bentuk pengajaran iman bagi anak melalui Qudwa (keteladanan). Contoh dialognya adalah sebagai berikut, "Nak, ibu menyusuimu karena Allah yang perintahkan, dan juga karena perintahNya, saat 2 tahun nanti kita sama-sama menyelesaikannya." ini bisa kita sounding sebelum anak kita berusia dua tahun. Bisa dilakukan mulai dua bulan sebelum anak kita memasuki usia 2 tahun, tepatnya di usia 22 bulan, dan mulai di usia ini pula intensitas menyusui harus mulai dikurangi secara bertahap untuk pembiasaan awal.

Saat tepat usia 2 tahun kembali disampaikan misal dengan kalimat, "salman sudah 2 tahun, Allah perintahkan untuk menyapih salman jadi sudah tidak boleh nenen lagi". setelah jeda baru saya peluk sambil billang "Bunda sayang salman", Dan setiap kali berbicara usahakan maksimal 15 kata karena ini jumlah maksimal kata yang bisa diserap balita dalam sekali bicara.

Bertemu dan berpisah karena Allah disitulah poinnya, poin utama dalam memaknai cinta. Menyusuh karena Allah dan Menyapih pun karena perintah Allah. Maka pembelajaran pertama anak untuk berpisah dari hal yang dicintainya, landasannya semata karena kecintaan pada Allah. Allah tidak melarang penyusuan lebih dari 2 tahun, tapi menghentikan penyusuan karena Allah akan mengajarkan anak bahwa kecintaan pada apapun tidak bisa dibenturkan dengan kecintaan padaNya.

Poin-poin penting lain yang perlu diperhatikan dalam menyapih antara lain:

1. Niat
Setiap amalan tergantung dr niat, maka niatkan ini karena Allah, karena menyapih adalah perintah Allah.

2.Tekad yang kuat
Sudah bukan rahasia lagi kalau menyusui adalah momen paling romantis bagi ibu dan anak, maka dalam proses menyapih ini pasti akan ada drama-drama yg membuat kita maju mundur dalam menyapih.

3. Dukungan dari suami
Bisa dibilang menyapih ini tidak mudah, jadi dukungan suami akan terasa sangat meringankan prosesmenyapih ini, karena pastinya kegalauan akan melanda pada ibu dan anak saat proses ini. Tidak hanya dukungan secara emosional. Namun dukungan secara nyata dalam bentuk tindakan akan sangat membantu keberhasilan menyapih. Misal saat begadang malam bisa dilakukan bergantian, ayah memabntu berdialog ke anak, melakukan pengalihan saat anak ingin menetek pada ibunya, dan bentuk dukungan lainnya.

4. Sounding ke anak
Ini proses yang harus dilakukan secara kontinue, dimulai sebelum usia anak 2 tahun, akan lebih baik dilakukan 2 bulan sebelumnya.

5. Komitmen dan sabar
Patuhi komitmen yang dibuat dan disepakati. Dan sediakan kesabaran yang berlapis-lapis, karena proses ini akan cukup menjadi drama yang emengaduk emosi.

6. Tega
Ini proses mendidik anak, jdi kalau kita sendiri masih maju mundur, mencla mencle. bagaimana nanti dengan tantangan pengasuhan yg lain?. Karena menyapih adalah proses negosiasi dan penanaman kemandirian pertama untuk anak.

7. Segera mulai sekarang dan banyak berdoa serta menyandarkan semua pada Allah.


Itulah tadi sedikit tulisan tentang menyusui anak dalam agama Islam. Semoga bermanfaat.