Menjaga Keluarga di Era Akhir Jaman (Bagian 2)

 Menjaga Keluarga di Era Akhir Jaman (Bagian 2)

 

menjaga keluarga

 Ini adalah bagian kedua dari dua bagian. Selamat membaca.

Ada 6 poin petunjuk Nabi bagi umatnya di Era Fitnah Akhir Zaman ini, dan poin pertama adalah fokus pada keluarga. Maka di catatan kedua ini kita akan membahas makna dari Fokus Pada keluarga.

FOKUS PADA KELUARGA

Jika kita ingin membenahi masyarakat mulailah dari bagian terkecil dari masyarakat itu yaitu KELUARGA. Kembalilah berfokus pada keluarga kita, membentuk visi misi keluarga Muslim, dimana visi dan keluarga Muslim tidak hanya mencakup dunia tapi juga sampai ke akhirat.

"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.  Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya".(Qs.52:21)

Dari ayat di atas kita ketahui pada keimanan tidak hanya mengumpulkan keluarga di dunia tetapi juga di akhirat. Sehingga Tarbiyah imaniyah berjalan dalam kelurga muslim karena satu-satunya yang menghubungkan antar keluarga adalah keimanan mereka. Bahkan bisa dikatakan keluarga hanya jika mereka telah berkumpul di surga.

Untuk meraih visi misinya, Keluarga Beriman harus memiliki program utama yaitu :

1. Memelihara keluarga kita dari api neraka.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66:6)

Umar bin Khattab  berkata bahwa saat turun ayat ini, ia bertanya kepada Rasulullah 'Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami?' , Rasulullah menjawab, 'larang mereka apa yang Allah telah larang dari-Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan menyelamatkan mereka dari neraka.

Sebagai seoang suami yang merupakan pemimpin dalam keluarga, maka merupakan kewajibannya sebagai qowwam untuk mencegah keluarga masuk ke neraka. karena ancaman bagi sebagai pemimpin sangat luar biasa yaitu :
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS. Al-Ahzab : 66-68).

Tentunya para suami tidak mau di akhirat digugat oleh anak dan istri mereka sendiri.

2. Totalitas dan saling mengingatkan di dalam kebaikan.
Suami mengingatkan istri dan anak, begitu juga sebaliknya.
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9:71) Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. 9:72)".

Struktur kepatuhan manusia beriman adalah jelas yaitu Allah dan Rasulnya. Ketaatan kepada Allah dan Rasulnya adalah mutlak dan tanpa bersyarat. Baru kemudian menaati ulil amri (pemimpin), dengan syarat jika pemimpin mengajak kepada jalan Allah.  "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. An-Nisa : 59)

3. Mencontoh keluarga-keluarga Muslim yang telah diceritakan dalam Al Qur'an dan hadist :
* Kisah Keluarga Ibrahim dan anaknya Ismail
* KisahKeluarga Musa bersama Ibu dan saudara perempuannya
* Kisah Nabi Yusuf menghadapi saudara-saudaranya
* Kisah Keluarga Lukman al Hakim
*Kisah Keluarga Rasulullah Muhammad SAW.
Serta kisah keluarga-keluarga lain yang dikisahkan dalam AlQur'an dan AsSunnah.

 

Semoga kita semua termasuk hamba yang selamat. Aamiin.